Kamis, 10 September 2015

NASIHAT DAN PEMBINAAN KONFERENSI WALI GEREJA INDONESIA

UNTUK BANGSA DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pertemuan antara Fasilitator NIGIAT P4GN MKI dengan KWI - Konferensi Wali Gereja Indonesia berlangsung di KWI dengan suasana santai, banyak canda dan menghasilkan usulan langkah-langkah maju ke depan untuk bangsa dan NKRI.

Romo Edy Purwanto dan Romo Maksi berdiskusi dan memberikan arahan yang sangat berharga kepada Faslitator NIGIAT P4GN MKI, Bp Mahli dan Bp Daniel. Berikut cuplikan dialog antara mereka:

Rm: Mengapa kita harus berperan serta dalam urusan narkoba ini?
Fs: Negara kita sudah dalam keadaan DARURAT NARKOBA. Antara 2 sd 3% penduduk kita masuk pengguna dan sebagian besar adalah pecandu. Narkoba yang disalahgunakan dan diedarkan secara gelap jelas salah satu alat paling ampuh untuk menghancurkan manusia-manusia Indonesia, yang pada akhirnya menghancurkan kita sebagai bangsa dan negara. Angka pemakai antara 4 sd 5 juta jelas sudah cukup untuk mendirikan satu atau lebih negara. Apakah kita mau di Republik tercinta ini berdiri negara dalam negara yang menyebut dirinya "Negara Narkoba?. Pemerintah dengan segala keterbatasannya jelas tidak mampu berbuat banyak. Harapan yang paling nyata adalah mendorong semua komponen anak bangsa mengambil bagian, berperan serta aktif untuk mencegah penyalahgunaan dan memberantas peredaran gelap narkotika ini.

Rm. Target 100.000 orang rehabilitas, dan meningkat di tahun-tahun mendatang apakah mungkin dapat dicapai? Berapa kapasitas pusat rehabilitasi yang ada saat ini? Berapa angka yang sudah benar-benar dapat direhabilitasi?
Fs: Kami tidak memiliki angka yang pasti. Perkiraan kita, untuk merehabilitasi 10.000 orang saja rasanya cukup sulit dengan kondisi yang ada saat ini. Ini artinya, tersedia peluang yang besar bagi semua masyarakat untuk benar-benar menunjukkan kecintaannya terhadap bangsa ini. Misalnya, angka pengguna yang ada di masyarakat ada 5 juta, berarti setiap 1 orang pengguna tersedia jumlah orang yang bisa menangani secara ramai-ramai oleh 25 orang penduduk. Bila melihat statistik, maka orang dewasa yang mampu berbuat sekitar 10 sd 15 orang untuk membantu 1 orang supaya bebas dari narkoba. Tetapi untuk mengaktifkan peran serta orang-orang tersebut perlu banyak upaya yang harus dilakukan terlebih dahulu. Untuk efektivitas dan efisiensi, tentu Komunitas yang bermitra dengan Pemerintah akan lebih produktif.

Rm: Apakah NIGIAT P4GN MKI merupakan komunitas yang berdiri sendiri atau berada dalam lingkungan Gereja?
Fs: NIGIAT P4GN MKI dibentuk oleh "KAUM AWAM" yang merasakan panggilan dalam hati nuraninya untuk melaksanakan 'KASIHI SESAMAMU MANUSIA". Pemrakarsa dan Peserta pembentuk, yang difasilitasi oleh BNN, berasal dari berbagai latar belakang daerah asal, gereja, organisasi pelayanan dan profesi yang beraneka ragam. Kami semua adalah anggota Gereja, sesuai gereja masing-masing. Kami hanya satu "ALAT" dari semua alat yang dimiliki oleh Gereja. Jadi, kami akan bekerja dan melayani dalam koridor yang disepakati oleh GEREJA. Yang memiliki Komunitas ini adalah GEREJA. Para Fasilitator hanya alat, seperti "cangkul" yang siap digunakan oleh Gereja.

Rm: Apakah Komunitas ini akan melakukan proyek sendiri atau bekerja sama dengan Gereja?
Fs: NIGIAT P4GN MKI adalah fasilitator. Komunitas ini akan memfasilitasi untuk memperkuat dan memberdayakan semua pelayanan yang berkaitan dengan narkoba yang ada pada masyarakat, termasuk Pemerintah. Sifat kegiatan kita adalah KEMITRAAN. Kalau sudah ada unit atau Yayasan atau kegiatan yang melaksanakan fungsi tersebut, Komunitas bertugas membantu untuk memastikan program-program unit tersebut dapat berjalan dengan baik, dan tentu, mengupayakan supaya lebih meningkat baik dari segi kuantias maupun kualitasnya.

Rm: Contoh nyata, di lingkungan Gereja Katolik sudah ada pusat-pusat rehabilitasi narkoba, misalnya di Semarang dan Yogya. Tetapi kami melihat kurang berjalan secara optimal karena berbagai faktor. Apakah yang dapat dilakukan oleh Komunitas ini?
Fs: Komunitas akan menginventarisasi semua sumber daya yang tersedia. Kita mengkaji apa yang diperlukan oleh Pusat Rehabilitasi itu supaya berfungsi secara optimal. Kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh Pusat Rehabilitasi, Komunitas akan sampaikan kepada masyarakat yang memiliki sumber daya tersebut untuk disalurkan. Alternatif lain, Komunitas akan mendata sumber daya apa yang tersedia dalam program-program dan anggaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Komunitas akan memfasilitasi untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia di tempat lain supaya disalurkan ke Pusat Rehabilitasi tersebut. Misalnya, perlu pelatihan, maka Komunitas akan meminta bantuan ke BNN untuk menyediakan tenaga-tenaga Pelatih, begitulah seterusnya.

Rm: Supaya benar-benar efektif, ada baiknya semua Aras Gereja mengetahui dan memberikan dukungan sepenuhnya supaya kelihatan nyata hasil karya pelayanan Komunitas ini. Apakah kalian sudah mendapatkan dukungan itu?
Fs: Terima kasih Romo. Kami baru bertemu KWI setelah pembentukan dan berencana untuk bertemu dengan Pemimpin Aras yang lainnya segera. Kami perlu bantuan KWI untuk mempercepat proses ini.

Rm: Kami ada pertemuan rutin dalam FUKRI - Forum Umat Kristiani Indonesia. KWI akan memfasilitasi mempertemukan Aras-Aras dengan NIGIAT P4GN MKI secepatnya.
Fs: Kami menunggu dan rasanya tidak sabar untuk segera bertemua mereka. Terima kasih telah memberikan nasihat, arahan dan bimbingan untuk kemajuan dan kesuksesan merehabilitasi korban narkoba dan P4GN dalam upaya membebaskan Indonesia dari Narkoba, sehingga masyarakat kita sehat dan mampu melaksanakan fungsinya masing-masing.


Romo Edy, Bp Daniel, Bp Mahli dan Romo Maksi berpose di KWI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar hanya untuk kesuksesan rehabilitasi korban narkotika dan P$GN